Stereotip Masyarakat Indonesia Terhadap Teknologi Permainan


Nama   : Dio Tri Satyaloka
NPM   : 140810160005

Teknologi adalah karya manusia yang digunakan untuk membantu segala kebutuhan hidup manusia, mulai dari sandang, pangan, papan, hingga kebutuhan mewah seperti gadget, kendaraan, dan lain sebagainya. Bayangkan kehidupan tanpa teknologi kita seperti sekarang, dimana gadget lebih penting ketimbang percakapan antar teman di sebuah acara makan malam. Di satu sisi, hilangnya teknologi bias bermanfaat dalam meningkatkan sisi kemanusiaan kita, di sisi lain akan sangat memberatkan.

Munculnya teknologi-teknologi yang kita nikmati di Indonesia saat ini bukan tanpa kontroversi. Ambil contoh video games, teknologi yang diciptakan manusia untuk keperluan rekreasi ini menuai banyak kontroversi. Tidak hanya di Indonesia, kasus-kasus yang melibatkan video games ini banyak bermunculan juga di luar negeri. Seperti di Jepang, kasus paling umum adalah generasi Hikikomori atau dikenal dengan sebutan Neet, yang berarti orang yang tidak pernah keluar kamar atau rumah, dan menghabiskan waktunya di dalam kamar dengan bermain game.

Di Indonesia, pemikiran masyarakat mengenai video games cenderung negatif. Masyarakat berpikir bahwa game hanya membawa rasa malas dan kebodohan. Tidak sedikit anak yang disiksa akibat bermain game berlebihan. Sebagai contoh, coba anda beranjak ke warnet, lihat siapa mayoritas pengguna warnet tersebut. Mayoritas adalah anak SD sampai SMP, yang psikologinya masih amat labil. Hal ini rawan akan doktrin-doktrin sesat yang mereka terima dari pergaulan sekitar. Oleh karena itu, tidak jarang kita temukan anak-anak di bawah umur yang merokok di area warnet.

Padahal jika kita lihat, kesalahan tidak terletak pada video game itu sendiri. Jika seorang user dapat mengikuti anjuran dari pihak developer game tersebut dan orang tua dapat mengontrol aktivitas anaknya dengan benar, dampak-dampak negatif ini dapat kita abaikan. Bahkan bisa muncul dampak positif. Seorang gamer memiliki kemampuan fokus yang lebih tajam dibanding orang biasa. Dan seorang gamer juga memiliki kemampuan multitasking yang signifikan ketimbang orang biasa.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.