Smart City


Nama   : Zaenal Muttaqien
NPM   : 140810160051

Permasalahan yang biasa terjadi di dalam sebuah kota biasanya adalah warganya kurang mengenal kotanya sendiri, baik karena warga tersebut kurang bereksplorasi terhadap kotanya atau informasi yang ada pada kota tersebut kurang jelas atau banyak untuk diperoleh. Biasanya bila seorang pendatang datang ke sebuah kota dan warga kota tersebut kurang mengenal kotanya akan memberi kesan kurang baik terhadap kota tersebut. Kurangnya komunikasi antara warga dengan aparat pemerintah juga menjadi masalah saat ini karena bila terjadi sesuatu yang sangat penting dan komunikasi kurang terjaga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan nyawanya. Selain persoalan di atas juga ada persoalan tata kelola yang tidak rapih seperti jalur kendaraan dan jalur pembuangan sampah yang kian hari tidak bertambah baik.

Semua masalah itu diharapkan bisa diselesaikan dengan kota cerdas (smart city) yang dapat mengelola permasalahan kotanya sendiri, penyedia informasi untuk masyarakatnya dengan tepat, dapat mengantisipasi masalah tak terduga dan mengelola sumber daya daerahnya. Karena tujuan smart city sendiri adalah ada pada bidang ekonomi, bidang sosial dan bidang lingkungan. Pada bidang ekonomi smart city diharapkan membantu persaingan ekonomi secara sehat dan merata. Persaingan ekonomi yang tidak sehat dapat direda dengan smart city karena diharapkan dapat transparan pada kebijakan kebijakannya sehingga pengusaha pengusaha dapat mengembangkan usahanya tanpa takut dihalang-halangi pengusaha yang sudah lebih dahulu.

Pada bidang sosial smart city diiharapkan bisa memberi keamanan kepada warganya. Keamanan di sini dapat berupa lebih sigapnya aparat pemerintah terhadap masalah masalah yang ada karena tidak terhalang oleh komunikasi yang sebelumnya sulit untuk digunakan. Contohnya adalah aplikasi tombol panik Bandung yang dapat memanggil polisi dengan segera ketempat penggunanya bila terjadi perampokan atau kecelakaan lainnya. Keamanan juga contohnya adalah sebuah Command Center yang dapat mengontrol kotanya secara aktual, di Indonesia sendiri terdapat  BCC(Bandung Command Center) yang beroperasi di Bandung.

Pada bidang lingkungan smart city dapat memberi kenyamanan selama tinggal di kotanya. Pelayanan yang dapat diakses lewat daring dapat memudahkan warga untuk berinteraksi dengan pemerintahan dan mengurangi kemungkinan adanya calo-calo yang hanya mencari untung dari sulitnya birokrasi. Jalur pembuangan sampah ke TPA yang dapat dikontrol pemerintah seperti jumlah truk yang beroprasi pada hari itu. Pemberitahuan jalan-jalan yang sedang mengalami kemacetan sehingga warga dapat mencari jalan alternatif untuk menuju tujuannya.

Perkembangan smart city sendiri tidak akan berfungsi bila masyarakatnya sendiri tidak cerdas menggunakan teknologi yang ada. Di Indonesia masyarakatnya sudah mulai terampil menggunakan internet yang dapat menjadi modal kita untuk mengembangkan teknologi smart city. Mahfudz Siddiq, ketua Komisi I DPR, mengatakan bahwa survey menunjukkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 80 juta orang. Dari jumlah tersebut, 87 persen memanfaatkan Internet untuk mengakses media sosial. Media sosial dapat menjadi sarana bertukar informasi yang sangat cepat yang bisa menjadi bencana atau berkah karena cepatnya informasi yang dapat kita peroleh sehingga untuk mewujudkan smart city harus dimulai dari diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.