Perkembangan Transportasi Online di Indonesia


Nama   : Fidriyanto Rizkillah
NPM   : 140810160043

Pada tahun 2014, istilah ojek online belom begitu dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. Setahun kemudian, berkat kehadiran aplikasi GO-JEK pada bulan Januari dan layanan GrabBike empat bulan kemudian istilah ojek online-pun langsung melejit di kalangan masyarakat. Persaingan dua startup tersebut kemudian memicu munculnya startup-startup lain yang juga bergerak di bisnis yang sama, seperti Blu-Jek, TopJek, LadyJek, dan Jeger Taksi. Bagaimana bisa layanan ojek online yang tadinya tidak dikenal siapa-siapa menjadi salah satu jasa online terlaku tahun ini?

Sebenarnya GO-JEK sudah dibangun sejak tahun 2010. Nadiem Makarim, CEO GO-JEK, menceritakan bahwa ia memulai perusahaannya dengan sebuah call center dan 20 pengemudi ojek. Sekitar pertengahan 2014, mulai ada investor yang berminat untuk berinvestasi di GO-JEK. Diakui Nadiem, para investor mulai menyatakan minatnya setelah melihat masuknya Uber dan GrabTaxi ke pasar Indonesia.

GO-JEK menjadi sangat dikenal ketika meluncurkan aplikasi di Android dan iOS di awal Januari 2015. GO-JEK pun menjadi satu-satunya layanan ojek online yang mempunyai aplikasi. Nama GO-JEK semakin dikenal ketika muncul berita kalau pengemudi mereka bisa mendapat penghasilan mencapai Rp13 Juta per bulan. Saat itu, GO-JEK mengklaim telah mempunyai 800 orang pengemudi. GO-JEK baru mendapat pesaing pada bulan Mei 2015, ketika GrabTaxi meluncurkan layanan GrabBike di Indonesia. Sayangnya, kehadiran GrabBike terkesan terlambat. Saat itu GO-JEK sudah memperluas layanan di kota Bali dan Bandung dengan total pengemudi yang mencapai 3.000 orang.

Kesuksesan GO-JEK menjadi yang terdepan di bisnis ojek online tidak hanya disebabkan karena status mereka sebagai yang pertama mempunyai aplikasi mobile. Fitur-fitur yang direlease GO-JEK juga menjadikan GO-JEK besar namanya. Hingga saat ini, selain layanan pengantaran orang, GO-JEK juga sudah mempunyai layanan pengantaran makanan (GO-FOOD), kurir (GO-SEND), pengantaran belanja (GO-MART), pengantaran barang berukuran besar (GO-BOX), pembersih rumah (GO-CLEAN), pijat (GO-MASSAGE), kecantikan (GO-GLAM), dan pendeteksi lokasi Busway (GO-BUSWAY).

Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa teknologi di Indonesia sangat berkembang pesat dengan salah satu contohnya, yaitu GO-JEK. CEO GO-JEK merintis perusahaannya dari mulai hanya terdapat 20 pengemudi ojek, sampai sekarang sudah berbasis aplikasi pada Android dan iOS.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.