Sejarah Internet di Indonesia 


Nama   : Ibnu Ahsani
NPM   :  140810160054

Internet. Kata yang merupakan kependekan dari interconnection-networking ini telah menjadi kebutuhan pokok di samping sandang, pangan dan papan bagi masyarakat di era modern. Bahkan, dengan kuatnya efek ketergantungan yang dihasilkan oleh penggunaan internet, sebagian orangpun kenal lebih mendahulukan internet daripada ketiga kebutuhan pokok lainnya. Saya yakin bahwa kebanyakan orang yang memiliki smartphone lebih memilih untuk tidak makan selama enam jam dibanding terkena mati lampu selama enam jam, karena tanpa listrik, modem internet mereka tidak dapat nyala. Sedihnya, saya merupakan bagian dari golongan yang dapat berempati dengan situasi tersebut. Intinya adalah, internet merupakan bagian yang penting bagi kelangsungan kehidupan sehari-hari masyarakat di era modern. Tetapi sayangnya, hanya sedikit dari lapisan masyarakat Indonesia yang berwawasan mengenai sejarah internet di negara ini. Oleh sebab itu, artikel ini bertujuan untuk menjelaskan secara singkat mengenai sejarah internet di Tanah Air.

Sebelum membicarakan mengenai perkembangan internet di Indonesia, akan lebih baik jika kita membahas sejarah internet secara umum terlebih dahulu. Pada awalnya, internet berasal dari sebuah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer yang dihubungkan dengan kabel yang membentuk sebuah jaringan (network). Pada tahun 1969, jaringan tersebut dikembangkan kembali oleh Departemen Pertahanan Amerika, dengan nama ARPAnet (Advanced Research Project Agency Network) yang bertujuan untuk membuat jaringan komputer yang tersebar untuk menghindari pemusatan informasi di satu titik yang diperkirakan rawan dihancurkan jika terjadi peperangan.

Pada tahun 1977, lebih dari seratus komputer mini dan mainframe terkoneksi ke ARPAnet, yang sebagian besar berada di universitas-universitas berbeda. Setelah tahun 1980-an, ARPAnet dibagi menjadi dua jaringan, yaitu ARPAnet dan Milnet (Military Network). Keduanya saling berhubungan sehingga komunikasi tetap dapat berjalan. Jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, dan selanjutnya hanya disebut Internet. Pada saat itu, jaringan Internet ini hanya dapat diakses komputer mini dan mainframe, tetapi setelah dibukanya layanan Usenet dan Bitnet, Internet menjadi terbuka bagi mereka yang ingin mengakses melalui Personal Computer. Protokol yang digunakan adalah TCP/IP dan dengan penggunaan sistem DNS (Domain Name System).

Beralih kembali ke Tanah Air, jaringan komputer pertama masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an, yang menghubungkan lima universitas yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Terbuka (UT), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan fasilitas dial-up yang disebut dengan UNInet. Jaringan ini tidak berkembang karena terdapat masalah dalam kurangnya infrastruktur yang memadai.

Beberapa nama-nama yang mengawali perkembangan internet di Indonesia pada tahun 1992-1994 antara lain R.M.S. Ibrahim, Muhammad Ihsan, Suryono Adisoemarta, Firman Siregar, Putu, Robby Soebiakto, Onno W. Purbo, dan Adi Indrayanto. Mereka telah membuktikan keahliannya dalam membangun jaringan komputer yang ada di Indonesia.

Berikut merupakan tahun-tahun bersejarah yang berhubungan dengan perkembangan internet di Indonesia:

Tahun 1986-1987
Tulisan-tulisan awal mengenai internet di Indonesia berasal dari kegiatan di radio amatir, khususnya di Amatir Radio Club (ARC) ITB. Bermodal pesawat Transceiver HF SSB Kenwood dengan komputer Apple II, belasan mahasiswa ITB mempelajari paket radio pada band 40 m yang kemudian di dorong ke arah TCP/IP. Para pelaku radio amatir Indonesia mengaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS), yang merupakan jaringan e-mail store and forward yang menghubungkan banyak “server” BBS radio amatir seluruh dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar.

Tahun 1989-1990
Berawal dari mailing list pertama yaituindonesia@janus.berkeley.edu, diskus-diskusi antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di luar negeri, mengenai pemikiran alternatif beserta kesadaran masyarakat mulai ditumbuhkan. Pola mailing list ini ternyata terus berkembang pesat, terutama d ihost server ITB dan egroups.com. Mailing list ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat strategis dalam pembangunan komunitas internet di Indonesia.

Tahun 1992-1994
Teknologi paket radio TCP/IP yang diadopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, dan ITB, dijadikan tumpuan bagi PaguyubanNet. AMPR-net (Amateur Packet Radio Network) menggunakan IP pertama yang dikenal dengan domain AMPR.org dan IP 44.132. BPPT mengoperasikan gateway radio paket yang bekerja pada band 70 cm dengan menggunakan PC 386 dan sistem operasi DOS yang menjalankan program NOS yang digunakan sebagai gateway packet radio TCP/IP.

Tahun 1994-1995
Pada tahun 1994, mulai beroperasi ISP kompersial pertama di Indonesia yaitu IndoNet. Pada masa-masa awal tersebut, koneksi internet harus dilakukan dengan sistem dial-up menuju IndoNet sendiri. Ijin ISP untuk IndoNet akhirnya dikeluarkan pada tahun 1995, dan karena itu mulai tersedia beberapa jasa akses Telnet untuk mengakses internet.

Dapat disimpulkan berdasarkan informasi di atas bahwa perkembangan internet di Indonesia bukan merupkan sesuatu yang spontan. Diperlukan banyak waktu dan banyak usaha oleh berbagai pihak agar dapat membawa akses internet ke Tanah Air. Dan walaupun sekarang sudah ada akses internet di Indonesia, bukan berarti perjuangan kita berakhir di sini. Tugas kita sebagai mahasiswa Teknik Informatika adalah melanjutkan estafet yang telah diberikan kepada kita oleh para pelopor internet di Indonesia, yaitu untuk terus memajukan teknologi Indonesia. Kita sebagai mahasiswa Teknik Informatika harus tetap bersemangat untuk menyempurnakan dan mengembangkan teknologi yang sudah ada di Indonesia, agar teknologi tersebut dapat menjadi lebih berguna bagi masyarakat, dan agar Indonesia kelak menjadi negara terdepan di bidang teknologi.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.